Rabu, 25 April 2012

Sudah dapat ilmu, dapat duit pula! :D

Semalam 24 april 2012, saya diajak Papa saya untuk mengikuti seminar yang diadakan oleh Pemko Medan. Seminar ini dihadiri oleh pemuda pemuda yang berasal dari berbagai kecamatan di kota Medan. Kebetulan pada hari itu Papa penceramah di acara itu. Baru kali ini saya diajak Papa saya mengikuti Papa berceramah. Papa saya memang sudah sering di undang untuk memberikan ceramah. Dalam ceramah tersebut Papa mengangkat judul "Dinamika Solidaritas dan Ikatan Sosial Masyarakat" oh ya, ceramah ini berlangsung di Hotel Inna Dharma Deli Medan.



Didalam ruangan seminar yang berukuran 10x20 itu sudah duduk sekitar 50 peserta dari berbagai kecamatan di kota Medan. Ketika saya masuk, saya disoraki peserta yang mayoritas perempuan. "Pak anaknya ya pak?" "Pak kirim salam sama anaknya ya" "Nama anaknya siapa pak?" "Ganteng ya pak" Bermacam macam kata terlontar dari mulut peserta.


Saat seminar dimulai Papa mulai mengenalkan dirinya dan menceritakan pengalamannya selama ini menjadi dosen. Papa mengemas cerita itu dengan baik dan lucu sehingga mengundang gelak tawa para peserta. Bahkan Papa juga bernyanyi ditengah seminar yang disambut riuh tepuk tangan peserta.


Setelah mengadakan perkenalan dan pendekatan kepada peserta, Papa mulai berceramah. Papa mengatakan,


Pada saat ini para pemimpin di Indonesia kebanyakan memimpin dengan menggunakan otak kiri sehingga berperilaku otoriter tanpa memikirkan nasib rakyatnya dan penderitaan rakyatnya. Begitu juga di sekolah. Ketika seorang anak kelas 3SD menerima rapot,
Anak: Ma, ini aku sudah menerima rapot!
Mama: Sini mama liat. Menggambar:9 Menulis:9 Mewarnai:10 Bahasa Indonesia:9 Bahasa Inggris:9 Matematika:6, Loh nak, kok matematika nya bisa 6? kamu harus rajin belajar, jangan malas!
Anak: Baik ma mulai sekarang aku tidak main main lagi

Semenjak saat itu sang anak mulai belajar mati matian tentang Matematika agar ia tidak dimarahi oleh orang tuanya lagi. Sehingga anak tersebut tidak lagi berfokus kepada kemampuan otak kanannya. Jadilah anak tersebut menjadi orang yang berfikir menggunakan otak kiri. Sebaiknya kita menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan kita agar bisa menjadi sukses.


Sebenarnya untuk meraih sebuah kesuksesan kita tidak perlu mati matiian belajar setiap hari dan setiap waktu. Kita hanya cukup menggunakan 5 indera kita dengan baik. Mata untuk melihat, Telinga untuk mendengar, Hidung untuk mencium, Lidah untuk pengecap, dan Kulit untuk peraba. Kita harus melihat segala potensi yang ada. Sebagai contoh. Seorang ahli anggur di Prancis bisa mendapat gaji berpuluh-puluhan juta hanya dengan memanfaatkan indera pengecapnya saja. Dia bisa mengetahui mana anggur kualitas 1,2, maupun yang palsu sekalipun. Ketika perusahaan anggur tersebut ingin mengganti jasa orang tersebut dengan sebuah mesin, mesin tersebut tidak dapat menandingi keakuratan dari indera orang tersebut. Contoh yang lain yaitu seorang Sales mobil. Dia memanfaatkan Indera pendengarannya dan Kemampuan berkomunikasinya. Pada suatu hari ada seseorang yang ingin menjual mobil Kijang dengan harga 140juta. Dia menyimpan informasi tersebut dan tidak beberapa lama kemudian ada seseorang yang menghubunginya dan mengatakan sedang mencari mobil Kijang dan berani membeli seharga 145juta. Langsunglah dia menghubungi penjual mobil tersebut. Setelah terjadi kesepakatan. Dapat lah dia 5juta dalam sekejap hanya dengan mengandalkan kemampuan inderanya.


Kita harus melihat potensi dalam diri kita, jika kita menerima pujian dari orang lain berulang kali tentang hal yang sama. Itu adalah potensi kita. misalnya ada yang mengatakan "Eh, masakan kamu enak ya" sudah banyak orang yang bilang seperti itu, maka itu merupakan potensi bagi kita. Kita bisa membuka warung makan kecil kecilan dan bisa menguntungkan bagi kita. Tidak seperti orang yang kebanyakan saat ini, membuka usaha tanpa memiliki keahlian. Dia hanya mengikuti perkembangan pasar tanpa keahlian sehingga usahanya tidak dapat bertahan lama. Seperti usaha warnet saat ini. Banyak orang yg berlomba lomba membuka warnet tanpa memiliki keahlian dibidang tersebut. Biasanya warnet tersebut tidak akan bertahan lama. Mereka tidak melihat potensi mereka dan lebih cenderung ikut ikutan dalam membuka usaha.


Seperti anak saya, Adit ini dulu pernah mewakili Sumatera utara ke Bandung dalam bidang Vokal Grup. Dia merupakan pemain gitar. Sebelumnya saya tidak mengetahui dia memiliki kemampuan bermain gitar. Saya sampai heran, dia baru 1 tahun saya belikan gitar dan ketika itu dia menangis untuk dibelikan gitar. Dan setahun kemudian dia sudah bisa mewakili Sumatera utara sebagai pemain gitar dalam Vokal grupnya. Hal tersebut terjadi karena dia bisa melihat apa potensi dalam dirinya. Sehingga ia bisa otodidak bermain gitar hanya dalam waktu 1 tahun.


Sekali sekali kita perlu juga untuk berkaca dicermin untuk melihat apa potensi yang ada dalam diri kita. Bahwa setiap manusia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangannya. Jika kita memanfaatkan potensi kita dengan baik, insyaAllah kita bisa meraih kesuksesan.



Kalimat kalimat tersebut merupakan ringkasan yang saya ambil dari hasil ceramah Papa saya tersebut. Selain mendapatkan pelajaran yang berharga, saya juga mendapatkan komisi dari honor Penceramah. Sudah mendapat ilmu, dikasih duit lagi :D hal tersebut terjadi karena saya juga melihat potensi keuntungan! Jadi, temukanlah POTENSI anda! '



Thank's to Papa